Balinetizen.com, Denpasar-

DPD Partai Hanura Provinsi Bali mengundang Gubernur Bali Wayan Koster untuk menghadiri Rapat Pimpinan Daerah dan Rapat Kerja Daerah (Rapimda dan Rakerda) yang diagendakan pada bulan Maret mendatang.

Undangan ini disampaikan langsung oleh Ketua DPD Hanura Bali, Kadek Arimbawa, saat melakukan kunjungan audiensi di Jaya Sabha Denpasar, Rabu (2/2/2022). Di rumah jabatan Gubernur Bali ini, Arimbawa sekaligus memperkenalkan kepengurusan reposisi DPD Hanura Bali periode 2020-2025.

“Kami mengundang Pak Gubernur untuk bisa hadir dalam agenda partai di bulan Maret, yakni, Rapimda dan Rakerda Hanura Bali,” kata Arimbawa yang akrab disapa Lolak ini.

Rapimda dan Rakerda ini, kata Arimbawa, sekaligus menunjukkan kesiapan Hanura menghadapi Pemilu 2024 yang tahapannya sudah dimulai per aril mendatang. Atas undangan ini Gubernur Koster pun menyatakan kesiapannya sembari mencocokkan dengan agenda yang ada.

Pada bagian lain Gubernur Koster pun mengungkapkan bahwa audiensi bersama Hanura menjadi yang pertamakali bagi partai politik (parpol). “Terus terang ini baru pertamakali saya menerima kepengurusan parpol. Sebelumnya pertemuan hanya dengan ketua-ketua parpol dan dilakukan secara informal,” sebut Koster.

Sementara itu Sekretaris Hanura Bali, Gde Wirajaya Wisna, menyebut hubungan antara Hanura dan Koster memiliki jejak sejarah apik. “Kami menjadi parpol nasionalis pertama yang mengusung duet kepemimpinan Wayan Koster dan Cok Ace (Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Red) pada Pilgub 2018 lalu,” kata Gde WIrajaya.

Bahkan jauh sebelumnya, lanjut Gde Wirajaya, Hanura melakukan penjaringan bakal calon Gubernur Bali yang saat itu mengerucut pada empat nama, yakni, Wayan Koster, Wisnu Bawa Tenaya, Ketut Sudikerta dan Arya Wedakarna. “Kami hadirkan dalam Rapimda Hanura Bali sekaligus acara ‘Sarasehan Menyongsong Pemimpin Bali 2018’. Dan Hanura menjadi parpol pertama yang mempertemukan para kandidat,” kenang Gde Wirajaya yang saat itu sudah menjadi Sekretaris DPD Hanura Bali.

Sarasehan yang digelar pada 11 Desember 2016 itu pula yang menjadi salah satu acuan bagi Hanura untuk mengusung Wayan Koster. Meskipun kepemimpinan ketua umum berganti dari Made Sudarta ke Kadek Arimbawa, dukungan terhadap gubernur asal Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng ini tak berubah. “Kami benar-benar mengawalnya hingga ketua umum kami, Bapak Oesman Sapta memberikan rekomendasi,” beber Gde WIrajaya.

Sementara itu Kadek Arimbawa yang sebelum Pilgub Bali ditunjuk DPP Hanura sebagai Ketua Bina Wilayah Bali, NTB dan NTT juga menjadi sosok di balik layar yang getol menggolkan pasangan yang dulu dikenal dengan nama KBS (Koster Bali Satu) tersebut. “Beliau punya komitmen membangun dan memajukan Bali,” puji Arimbawa. “Dan Pak Koster adalah guru politik saya,” tambah politisi yang juga seorang seniman ini.

Betapa tidak, saat Arimbawa menduduki kursi DPD RI Dapil Bali pada periode 2009-2014 dan 2014-2019 sering berinteraksi dengan Koster yang lebih dulu eksis di parlemen sejak tahun 2004 dan mengenal seluk-beluk ibukota. Maklum, alumnus ITB Bandung ini juga pernah mengabdi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di era Menteri Wardiman Djojonegoro pada era 1990an.

“Kepengurusan Hanura Bali sudah lama ingin bertemu Pak Gubernur, dan kami tunggu sekalian setelah kepengurusan reposisi ini mendapat SK (Surat Keputusan) dari DPP Hanura pada bulan Januari lalu,” terang Arimbawa.

Sebagaimana diketahui, menjelang tahapan Pemilu 2024 yang akan diawali dengan verifikasi faktual, Hanura melakukan penyegaran kepengurusan. Hal ini dimaksudkan untuk optimalisasi menghadapi pesta demokrasi lima tahunan.

Pewarta : Hidayat

BAGIKAN